Translate

Translate

Translate

Saturday, May 4, 2013

segitiga epidemiologi

SEGITIGA EPIDEMIOLOGI

FAKTOR AGEN

            Agen infeksius (penyebab suatu penyakit menular) adalah mikroorganisme infeksius atau elemen hidup yang kehadirannya, bila diikuti dengan kontak yang efektif dengan manusia yang rentan dalam keadaan yang memungkinkan, akan menjadi stimuli untuk mengisi dan memudahkan terjadinya suatu proses penyakit. Agen infeksius bersifat parasit pada manusia. Kelompok agen ini berdasarkan ukurannya yaitu :protozoa, metazoa (anthropoda dan helmints), jamur, bakteri, ricketsia, virus dan prion.
Karaktristik Agen Infeksius
1. Inheren/Intrinsik
            Berbagai sifat karateristik agen infeksius ditentukan oleh agennitu sendiri dan tidak tergantung pada interaksinya dengan penjamu.Sifat karakteristiknintrinsik meliputi morfologi, ukuran, fisiologi, reproduksi, nutrisi, syarat kelangsungan hidup (intraseluler atau extra seluler, suhu, kelembaban, PH dan lain-lain).Pada umumnya, semua agen penyebab penyakit menular bervariasi nyata dalam sifat-sifat intrinsik ini. Pengertian sifat intrinsik mungkin sangat penting untuk memahami sifat epidemiologi agen penyebab, termasuk di dalamnya cara penularan. Disamping itu, strain atau isolasi agen penyebab tertentu dari berbagai kejadian luar biasa serta dari berbagai daerah geografis pada berbagai waktu tertentu dapat memeberikan perbedaan yang nyata dalam sifat-sifat yang ada.
2. Viabilitas (resistensi)
            Viabilitas merupakan karakteristik agen infeksius untuk bertahan di lingkungan yang buruk.Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi viabilitas (resistensi) agen infeksius adalah suhu, kelembaban, ketergantungan agen terhadap oksigen (aerob atau anaerob), sifat agen yang intraseluler dan extraselular, dan lain-lain.
3. Infektifitas
            Infektifitas adalah kemampuan agen untuk masuk dan berkembang biak (menghasilkan infeksi) dalam tubuh penjamu. Infeksi bisa bersifat manifes/apparent atau tidak manifes/inapparent. Jika agen infeksius hanya berada di permukaan badan/benda dan tidak masuk dan berkembang biak dalam tubuh penjamu disebut dengan kontaminasi.
4. Patogenisitas
            Patogenisitas adalah kemampuan agen untuk menimbulkan manifestasi penyakit pada penjamu.Penyakit yang muncul bisa bersifat subklinis atau klinis.Sehingga patogenisitas dapat pula dikatakan sebagai proporsi orang yang terinfeksi berkembang menjadi penyakit klinis.


5. Virulensi
            Virulensi merupakan derajat keparahan (berat/ringannya) penyakit yang di timbulkan oleh agen.Virulensi dapat pula diartikan sebagai proporsi penderita dengan gejala klinis berat atu mati terhadap seluruh penderita dengan gejala klinis yang jelas.Dalam hal ini maka Case Fatality Rate (CFR) adalah merupakan ukuran virulensi. Virulensi tergantung pada dosis, cara masuknya agen atau cara penularan, serta faktor penjamu sendiri seperti umur, jenis kelamin, ras dan sebagainya.
6. Antigenisitas
            Antigenisitas merupakan kemampuan agen menimbulkan atau menstimulasi produksi antibodi pada penjamu. Misalnya agen yang dapat menimbulkan atau meningkatkan antibodi berupa immunoglobulin (Ig) A,G dan M. Sifat antigenitas ini tergabtung pada jenis patogen yang memberikan kekebalan humoral primer, seluler atau campuran keduanya.

FAKTOR PEJAMU (HOST)

            Pejamu merupakan organisme (manusia atau hewan) tempat berlabuhnya agen penyakit.Keberadaan penjamu yang rentan terhadap penyakit menular di populasi sangat tergantung pada mobilitas penjamu, kontak interpersonal serta derajat dan lama imunitas yang dimiliki oleh penjamu.Faktor penjamu sendiri merupakan faktor intrinsik yang mempengaruhi keterpaparan individu, kerentanan dan respon terhadap agen penyebab.Faktor penjamu meliputi faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik terdiri dari usia, jenis kelamin, ras, genetik, fisiologi (termasuk kebugaran dan riwwayat penyakit) serta ketanggapan imunitas. Sedangkan faktor ekstrinsik meliputi aktifitas seksual beresiko, cara hidup/perilaku, nutrisi, pekerjaan, rekreasi dan imunisasi. Faktor-faktor tersebut penting karena mempengaruhi resiko untuk terpapar sumber infeksi, dan kerentanan serta resistensi dari manusia terhadap suatu penyakit atau infeksi.
A. Usia
            Biasanya merupakan faktor penjamu yang terpenting dalam timbulnya penyakit. Terdapat penyakit-penyakit tertentu yang hanya (atau biasanya) menyerang anak-anak usia tertentu, atau ada juga yang hanya menyerang mereka yang telah dewasa atau usia lanjut.
B. Jenis Kelamin
Sebagian besar penyakit menular mempunyai kerentangan yang sama untuk jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Namun beberapa penyakit menular ditemukan lebih banyak pada laki-laki dibandingkan pada perempuan disebabkan peluang keterpaparan sehubungan dengan pekerjaan serta karakteristik herediter dari jenis kelamin.
C. Ras
            Faktor ini sendiri tidak mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi terjadinya penyakit menular pada seseorang meskipun telah di temukan adanya perbedaan kejadian dan distribusi penyakit menular berdasarkan ras.

D. Genetik
            Berkaitan dengan ras.
E. Perilaku
            Sehubungan dengan banyaknya variasi sumber penyakit, reservoir dan cara penularan agen penyakit menular, perilaku individu serta adat kebiasaan dalam masyarakat dapat memudahkan kontak agen dengan penjamu.
F. Nutrisi
            Makin baik status gizi sesorang, maka makin baik system pertahanan tubuh orang tersebut (secara umum).
G. Imunitas dan Kerentanan Pejamu
            Kerentanan pejamu tergantung pada faktor genetika, faktor ketahanan tubuh secara umum, dan imunitas spesifik yang di dapat.Faktor ketahanan tubuh yang penting adalah yang berhubungan dengan kulit, selaput lendir, keasaman lambung, silia pada saluran pernafasan, dan refleks batuk. Faktor yang meningkatkan kerentanan adalah malnutrisi, bila menderita penyakit lain, depresi system immunologi yang dapat terjadi pada penbobatan penyakit lain (misalnya AIDS). Disamping itu faktor imunitas sangat berpengaruh dalam timbulnya suatu penyakit.
Adapun karakteristik dari Host adalah :
1.      Resistensi
Kemampuan dari pejamu untuk bertahan terhadap suatu infeksi.
2.      Imunitas
Kesanggupan Host untuk mengembangkan suatu respon immunologis sehinnga tubuh kebal terhadap penyakit tertentu.
3.      Infektifnes
Potensi pejamu yang terinfeksi untuk menularkan penyakit pada orang lain

FAKTOR LINGKUNGAN

            Faktor lingkungan merupakan faktor eksternal (diluar agen dan pejamu) yang mempengaruhi agen dan peluang untuk terpapar yang menyebabkan atau memungkinkan transmisi penyakit. Lingkungan dapat diklasifikasikan dalam 4 komponen, yaitu : Lingkungan fisik, biologi, sosial dan ekonomi.
A. Lingkungan Fisik
            Lingkungan fisik meliputi kondisi udara, musim, cuaca, dan kondisi geografi serta geologinya. Kondisi udara, musim, cuaca, dapat mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap penyakit tertentu seperti : kelembaba udara yang sangat rendah dapat mempengaruhi selaput lendir hidung dan telinga sehingga lebih rentan terhadap infeksi seperti influenza.
            Kondisi geografis sera geologi juga dapatmempengaruhi kesehatan secara langsung maupun tidak langsung.Faktor ini berkaitan dengan topografi, sifat tanah, distribusi dan jumlah tanah serta air yang terkandung.
B. Lingkungan Biologi
a.       Hewan atau tumbuh-tumbuhan dapat berfungsi sebagai agen, reservoir, maupun vektor dari suatu penyakit.
b.      Mikroorganisme saprofit mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatan melalui penyuburan tanah, dan lain-lain.
c.       Tumbuh-tumbuhan dapat merupakan sumber nutrient, tetapi mungkin pula menjadi tempat bermukim binatang yang merupakan vektor suatu penyakit, atau merupakan sumber allergen.

C. Lingkungan Sosial-Ekonomi
            Faktor yang timbul dari lingkungan sosial sangat mempengaruhi status kesehatan fisik dan mental secara individu maupun kelompok, seperti :
·         kepadatan penduduk
·         kehidupan sosial
·         stratifikasi sosial berdasarkan tingkat pendidikan
·         nilai-nilai sosial yang berlaku

Faktor yang berkaitan dengan ekonomi setempat, misalnya :
·         kemiskinan
·         ketersediaan dan keterjanhkauan fasilitas kesehatan oleh masyarakat
·         adanya pusat-pusat latihan dan penyediaan kerja
·         perang
·         bencana alam

No comments:

Post a Comment